Terhubung dengan kami

Pemimpin Pikiran

Mengembangkan Kecerdasan: Revolusi Teknologi Senyap dalam Pertanian

mm

Pertanian merupakan salah satu usaha tertua umat manusia — sedemikian rupa sehingga tampaknya tidak banyak lagi yang tersisa untuk diubah secara radikal. Namun saat ini, sektor pertanian berada di garis depan beberapa tantangan paling mendesak di dunia: mulai dari perubahan iklim hingga kerentanan rantai pasokan.

Kita sering mendengar tentang AI yang mengubah dunia kedokteran atau otomotif, tetapi mungkin di lapangan, secara harfiah, kecerdasan buatan akan memainkan salah satu perannya yang paling penting.

Mari kita jelajahi tantangan yang dihadapi pertanian saat ini dan bagaimana teknologi inovatif, terutama AI, membantu mengungkap solusi yang tak terduga namun penting.

Tantangan #1 — Kelaparan dan Logistik

Populasi dunia terus bertambah, dan begitu pula jumlah orang yang harus diberi makan. Namun, masalah kelaparan yang sering kita dengar tidak selalu disebabkan oleh kekurangan makanan. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Dunia menghasilkan cukup makanan setiap tahun untuk memberi makan lebih dari 10 miliar orang, meskipun populasi global sekitar 8 miliar. Namun, satu dari sembilan orang, lebih dari 735 juta, menderita kekurangan gizi kronis.

Akar permasalahannya? Logistik. Kita tahu cara menanam makanan, tetapi mendistribusikannya secara efisien masih menjadi tantangan besar. Di beberapa wilayah, biaya pengiriman sangat tinggi; di wilayah lain, biaya pengiriman hampir mustahil. Konflik bersenjata, ketidakstabilan politik, dan tidak adanya infrastruktur, jalan, gudang, dan rantai dingin yang andal membuat pasokan makanan menjadi rumit dan mahal.

Jadi, inti permasalahannya bukanlah produksi pangan itu sendiri, melainkan bagaimana pangan itu sampai dari pertanian ke meja makan.

Teknologi AI kini menawarkan berbagai alat praktis untuk mengatasi kendala logistik ini. Dengan menganalisis sejumlah besar data — mulai dari pola cuaca dan status infrastruktur hingga pasar regional dan kebutuhan kemanusiaan — AI mengoptimalkan rute pengiriman, memperkirakan risiko, dan meminimalkan kerugian di sepanjang rantai pasokan. Inovasi seperti kemasan antimikroba, wadah pintar yang memantau suhu dan kelembapan, serta penyimpanan dingin bertenaga surya juga memperpanjang masa simpan barang yang mudah rusak.

Tantangan #2 — Keamanan Pangan

Ketahanan pangan adalah kemampuan suatu negara untuk menyediakan pasokan pangan yang dibutuhkan warganya, terlepas dari faktor alam, politik, atau ekonomi. Isu ini terkait erat dengan logistik. Saat ini, menurut berbagai sumber, puluhan negara di seluruh dunia bergantung pada impor untuk makanan pokok mereka.

Contoh sederhana namun jitu adalah alpukat, tanaman yang menyukai kehangatan yang secara tradisional ditanam di Amerika Latin, khususnya Meksiko, yang menyumbang lebih dari 30% ekspor dunia. Bisakah negara-negara dengan iklim yang sangat berbeda, seperti Kanada atau Finlandia, berhasil membudidayakan alpukat dalam skala komersial? Jawabannya terletak pada teknologi, dan yang terpenting, kecerdasan buatan.

AI sendiri tidak akan mengubah iklim atau "membatalkan musim dingin", tetapi merupakan alat yang ampuh di tangan para petani, insinyur, dan ahli bioteknologi. AI membantu menemukan solusi optimal — mulai dari merancang rumah kaca yang efisien hingga mengadaptasi tanaman ke iklim setempat.

Beberapa contoh termasuk:

  • Adaptasi genetik: Sistem AI seperti AlphaFold mempercepat analisis struktur protein dan genom tanaman. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi dan mengedit gen yang bertanggung jawab atas toleransi terhadap dingin, ketahanan terhadap kekeringan, atau kekebalan terhadap hama. Apa yang dulunya memerlukan waktu bertahun-tahun kini dapat dilakukan dalam hitungan bulan atau bahkan minggu.
  • Sistem rumah kaca pintar: AI memodelkan iklim mikro yang dibutuhkan untuk tanaman tertentu, memilih bahan dengan insulasi yang ideal, dan menghitung pencahayaan, pemanasan, irigasi, dan ventilasi yang optimal. Teknologi ini mendukung pertanian rumah kaca yang produktif di wilayah yang sangat dingin, bahkan di wilayah yang jauh di utara seperti Kutub Utara.

Mungkin bidang paling ambisius yang dibuka oleh AI adalah penciptaan tanaman pangan alternatif yang mampu menggantikan makanan populer seperti alpukat yang sangat digemari. Kisah alpukat menggambarkan bagaimana tren budaya, seperti booming sushi tahun 1990-an, di mana buah hijau ini menjadi bahan pokok, dapat mengubah produk khusus menjadi fenomena global. Transformasi serupa dapat terjadi dengan buah atau sayuran baru yang direkayasa AI yang sangat cocok untuk dibudidayakan di negara tertentu. Dengan menganalisis tren konsumsi, preferensi rasa, profil nutrisi, dan logistik, inovasi dapat membantu mengembangkan "makanan super" yang sama sekali baru secara biologis dan dari perspektif pasar.

Tantangan #3 — Produksi Massal

Tidak seperti manufaktur industri, di mana output dapat diperkirakan secara relatif tepat, baik itu mobil atau mainan plastik, pertanian tetap rentan terhadap banyak faktor yang tidak dapat diprediksi. Satu virus, hama yang tidak terduga, atau pupuk berkualitas buruk dapat memusnahkan panen hanya dalam beberapa hari. Suatu penyakit dapat bermula di satu rumah kaca dan dengan cepat menyebar ke rumah kaca di sekitarnya; seorang petani dapat secara tidak sengaja membawa infeksi hanya dengan berpindah-pindah petak. Risiko ini berlipat ganda dalam pengaturan produksi massal, di mana skala yang sangat besar membuat pengawasan manusia hampir mustahil dilakukan.

Semakin besar lahan pertanian, semakin tinggi risikonya dan semakin ketat pula kontrolnya. Pupuk, tanah, pestisida, dan perlengkapan hewan sering kali bersumber dari banyak pemasok, terkadang dari luar negeri, yang memerlukan koordinasi logistik yang rumit dan menimbulkan risiko kontaminasi atau infeksi. Pada saat yang sama, petani menghadapi peraturan lingkungan dan hukum yang ketat: penggunaan bahan kimia diatur dengan ketat untuk mencegah polusi udara, air, dan tanah. Misalnya, Uni Eropa telah memperketat peraturan pestisida, dan negara-negara OECD sedang tren menuju pengurangan penggunaan bahan kimia pertanian setidaknya 30% pada tahun 2030.

Dalam pertanian skala besar, tenaga kerja manual dan pengambilan keputusan yang intuitif menjadi tidak efisien. Volume terlalu besar untuk dikelola secara manual, dan biaya kesalahan terlalu tinggi. Alokasi sumber daya yang tepat — pupuk, air, bahan kimia — di tempat dan waktu yang tepat sangat penting.

Bagaimana inovasi membantu dalam hal ini?

  • Pertanian presisi & pengambilan keputusan: Teknologi canggih mampu memindai tanah menggunakan radar dan sistem penginderaan jarak jauh. Algoritme pembelajaran mesin menganalisis data tentang tanah, cuaca, iklim mikro, dan tingkat pH untuk mengoptimalkan distribusi sumber daya. Hal ini dapat mengurangi penggunaan pupuk dan air hingga 20–40%. Model meteorologi semakin menyempurnakan analisis ini dengan memprediksi pola cuaca berdasarkan pergerakan atmosfer. Misalnya, badai debu yang berasal dari Afrika dapat mengubah kandungan mineral tanah, sementara massa udara dari Eropa dapat memengaruhi keasamannya. Berdasarkan data tersebut, prakiraan akurat dan rekomendasi agronomi dihasilkan untuk mendukung pengambilan keputusan.
  • Diagnosis dini dan pencegahan: AI mengidentifikasi pola dalam masalah yang muncul dan memprediksinya jauh sebelum menjadi kritis. Dengan mempelajari data tentang persediaan, perawatan, dan hasil panen, AI dapat merekomendasikan intervensi sebelum petani merasakan adanya ancaman. Misalnya, Pembuat kunci telah menyediakan layanan anotasi untuk perusahaan ilmu data yang mengembangkan solusi visi komputer untuk deteksi hama dan penyakit. Kami membantu menyiapkan kumpulan data yang diberi label secara ahli untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan memungkinkan intervensi yang lebih akurat dan tepat waktu yang melindungi tanaman dalam skala besar.

Masa Depan Teknologi: Tempat Mengalirnya Sungai Inovasi

Jika kita membayangkan kemajuan teknologi sebagai sungai yang mengalir dari pegunungan menuju lautan, satu hal menjadi jelas: inovasi tidak terjadi dalam ruang hampa. Ia mengalir ke area-area yang dapat ditembusnya dengan lebih mudah — di mana terdapat permintaan nyata, model bisnis yang jelas, dan keuntungan ekonomi. Saat ini, pertanian menawarkan beberapa arah yang menjanjikan tersebut.

Predictive Analytics

Kemampuan untuk memperkirakan hasil panen, wabah penyakit, perubahan iklim, dan kebutuhan tanaman menggunakan big data merupakan suatu keharusan. AI telah membantu petani menentukan kapan dan di mana menanam, berapa banyak air yang harus disiram, dan kapan harus memupuk, menggunakan model cuaca, citra satelit, dan data sensor. Teknologi ini merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di bidang teknologi pertanian.

Pertanian Vertikal

Pertanian vertikal atau "menara Babilonia" yang dulunya dianggap futuristik kini menjadi kenyataan. Di Singapura, Jepang, UEA, dan Belanda, puluhan pertanian vertikal menghasilkan selada, sayuran hijau, stroberi, dan bahkan pakan ternak menggunakan sistem bertingkat. Permintaan akan solusi semacam itu sangat kuat di kota-kota besar yang lahannya terbatas. Peternakan babi bertingkat tinggi, sistem biogas, dan rumah kaca otonom memungkinkan produksi pangan hingga 10 kali lipat hasil per meter persegi, sekaligus menghemat air dan energi. Misalnya, pada tahun 2023, Tiongkok meluncurkan peternakan babi otomatis 26 lantai pertama di dunia, yang segala sesuatunya, mulai dari pemberian pakan hingga pengelolaan limbah, sepenuhnya dimekanisasi.

Peternakan Generasi Berikutnya

Dua tren utama tengah membentuk kembali pertanian ternak. Yang pertama adalah otomatisasi pertanian tradisional melalui pengumpan cerdas, pemantauan kesehatan hewan berbasis AI, dan sistem kontrol iklim. Yang kedua adalah munculnya protein alternatif. Minat terhadap daging yang ditumbuhkan di laboratorium, mikoprotein (berasal dari jamur), dan protein berbasis serangga semakin meningkat. Inovasi-inovasi ini tidak hanya lebih berkelanjutan tetapi juga dapat mengatasi berbagai masalah etika.

Dan terakhir, saya ingin menyebutkan… lebah, penyerbuk yang unik dan tak tergantikan. Populasi lebah global telah menurun sekitar 35 persen setiap tahun. Mengingat peran vital lebah dalam penyerbukan, penurunan ini menimbulkan ancaman serius bagi pasokan dan ketahanan pangan global. Menurut Proyek Lebah Dunia, sekitar 75 persen tanaman dunia bergantung, setidaknya sebagian, pada lebah.

Saya terkejut mengetahui bahwa kita masih belum mengembangkan metode penyerbukan buatan yang menyamai efektivitas lebah. Robot pengangkut semak belukar, seperti yang digunakan di Cina, misalnya, hanya dapat meniru sebagian kecil dari apa yang dilakukan lebah secara alami. Kompleksitas dan efisiensi penyerbukan alami merupakan tuntutan dan tantangan besar bagi teknologi modern.

Jika saya memulai usaha baru hari ini, saya akan berinvestasi di bidang peternakan lebah. Namun, ini bidang yang sulit — lebah adalah makhluk yang rapuh dan membutuhkan perawatan khusus. Mereka seringkali menolak berkembang biak di penangkaran dan rentan terhadap berbagai ancaman lingkungan. Itulah sebabnya teknologi yang bertujuan melestarikan dan mengembangbiakkan populasi lebah dapat berevolusi dari kegiatan yang hanya bersifat niche menjadi landasan ketahanan pangan global.

CEO dan Co-Founder dari Pembuat kunci — sebuah perusahaan anotasi data, dan Keylabs.ai — platform anotasi data. Michael adalah penggemar teknologi dan penjelajah yang bersemangat akan hal-hal luar biasa dan inovasi. Ia telah menjalankan banyak peran sekaligus mempertahankan keahlian mendalam di berbagai bidang utama. Sebagai seorang insinyur perangkat lunak dengan pengalaman dalam pengumpulan data dan latar belakang sebagai manajer R&D, Michael memiliki dasar yang kuat dalam peran teknis dan strategis, bekerja sama erat dengan pengembangan produk dan solusi berbasis AI. Michael mendukung perusahaan rintisan dan perusahaan dalam menyempurnakan operasi bisnis mereka, mencapai kesesuaian produk dengan pasar, dan mendorong pertumbuhan yang lebih cepat. Bekerja dengan AI dan anotasi memungkinkannya untuk terlibat langsung dengan berbagai industri — dari otomotif hingga pertanian — dan berperan dalam mendorong kemajuan dan terobosan mereka.