Pendanaan
Ethosphere Menggalang Dana $2.5 Juta untuk Memberdayakan Ritel di Dalam Toko dengan Wawasan AI Suara

Etosfer, sebuah perusahaan rintisan yang mengembangkan alat AI suara untuk pengecer fisik, telah mengangkat $2.5 juta dalam pendanaan pra-bibit untuk memperluas platform yang berpusat pada manusia. Putaran ini dipimpin oleh Point72 Ventures. dengan partisipasi dari Inkubator AI2, Carya Ventures, Paket VC, Mendaki Usaha, dan Usaha J4.
Ibu kota baru ini akan memungkinkan Ethosphere untuk melampaui program percontohan dan mulai meningkatkan skala teknologinya dengan beberapa merek ritel terbesar di dunia. Misi perusahaan jelas: meningkatkan, bukan menggantikan, koneksi autentik antarmanusia yang menentukan pengalaman berbelanja di dalam toko yang sukses.
Mengubah Percakapan Menjadi Wawasan yang Dapat Ditindaklanjuti
Inti dari teknologi Ethosphere adalah kemampuannya untuk menangkap percakapan di dalam toko dan mengubahnya menjadi wawasan yang dapat langsung mendukung karyawan. Dengan menggunakan model bahasa besar (LLM) yang dipadukan dengan AI suara canggih, Ethosphere mengubah interaksi pelanggan menjadi poin pelatihan terstruktur bagi karyawan garda terdepan.
Pendekatan ini berarti karyawan toko tidak hanya menerima modul pelatihan umum, tetapi juga umpan balik yang dipersonalisasi dan berbasis konteks berdasarkan interaksi nyata. Platform ini menyediakan dasbor yang tertarget bagi manajer toko, membantu mereka mengidentifikasi kekuatan dan peluang di seluruh tim, sekaligus memberikan visibilitas yang lebih luas kepada pimpinan tentang pengalaman pelanggan.
Dengan menciptakan lingkaran umpan balik berkelanjutan ini, Ethosphere menjembatani kesenjangan antara aktivitas mentah di dalam toko dan panduan operasional yang dapat ditindaklanjuti.
Tim Pendiri yang Menggabungkan Ritel dan Teknologi
Ethosphere didirikan pada tahun 2024 oleh Evan Smith dan Ahad Rana, dua pemimpin yang pengalamannya menyoroti keseimbangan antara keunggulan operasional dan keahlian teknis yang mendalam.
Smith, CEO perusahaan, membangun kariernya di persimpangan antara pendidikan, urusan publik, dan operasional ritel. Selama di Starbucks, ia mengembangkan strategi yang memperkuat tim garda terdepan dan mendorong pertumbuhan yang terukur. Rana, yang kini menjabat sebagai CTO, mengasah keterampilan teknik dan kepemimpinan produknya di AOL, Google, dan AWS, di mana ia berfokus pada pengembangan solusi yang berpusat pada pengguna yang didasarkan pada teknologi baru seperti AI dan sistem cloud.
Bersama-sama, mereka melihat peluang untuk membangun platform yang menghargai esensi ritel—interaksi manusia—sambil memanfaatkan teknologi canggih untuk menjadikannya lebih efektif dan berkelanjutan.
Mengapa Investor Memperhatikan
Para investor menekankan fokus Ethosphere pada augmentasi, alih-alih otomatisasi, sebagai pembeda utama. Alih-alih mencoba menggantikan karyawan dengan mesin, solusi perusahaan ini meningkatkan peran mereka, memastikan mereka dapat memberikan layanan yang lebih kaya dan lebih personal.
Bagi para peritel, taruhannya tinggi. Meskipun e-commerce sedang berkembang, toko fisik tetap menjadi pusat identitas merek dan loyalitas pelanggan. Namun, tim di toko seringkali kurang terlatih, kurang didukung, dan tidak mendapatkan umpan balik yang dapat ditindaklanjuti. Model Ethosphere memposisikan staf garis depan sebagai aset strategis, alih-alih pusat biaya, yang secara langsung menghubungkan pengembangan sumber daya manusia dengan pertumbuhan penjualan.
Apa Arti Teknologi Ini bagi Masa Depan Ritel
Implikasi model Ethosphere jauh melampaui uji coba awalnya. Jika diadopsi secara luas, wawasan di dalam toko berbasis AI dapat menjadi tulang punggung bagaimana peritel fisik melatih, mengukur, dan memberdayakan tim mereka. Alih-alih mengandalkan sesi pelatihan berkala atau survei pelanggan, merek dapat mengakses sistem langsung yang belajar dari setiap interaksi, memastikan umpan balik yang berkelanjutan, personal, dan dapat segera ditindaklanjuti.
Hal ini juga menandakan tren yang lebih luas dalam AI: menjauh dari kasus penggunaan abstrak atau eksperimental dan menuju penerapan praktis yang berpusat pada manusiaPeritel yang memanfaatkan pendekatan ini akan memperoleh lebih dari sekadar efisiensi—mereka dapat membangun kembali kepercayaan dan loyalitas pelanggan di era di mana perdagangan digital dan fisik bersaing untuk mendapatkan perhatian.
Dalam jangka panjang, teknologi seperti Etosfer dapat mengubah definisi pengalaman pelanggan. Seiring AI diam-diam memperkuat percakapan yang lebih baik di lantai penjualan, masa depan toko konvensional mungkin tidak bergantung pada otomatisasi yang mencolok, tetapi pada seberapa baik perusahaan mendukung orang-orang yang mewakili merek mereka setiap hari.