potongan Bagaimana Teknologi 'Sentuhan Akustik' Menawarkan Penglihatan Melalui Suara - Unite.AI
Terhubung dengan kami

Kecerdasan Buatan

Bagaimana Teknologi 'Sentuhan Akustik' Menawarkan Penglihatan Melalui Suara

Diterbitkan

 on

Di era di mana keajaiban teknologi muncul dengan kecepatan yang menakjubkan, sebuah terobosan luar biasa telah muncul dari laboratorium para peneliti Australia—'sentuhan akustik'. Teknologi pionir ini menjanjikan untuk mendefinisikan kembali lanskap alat bantu bagi penyandang tunanetra. Dikembangkan oleh tim yang rajin dari University of Technology Sydney, University of Sydney, dan para pemikir inovatif di start-up ARIA Research di Sydney, sentuhan akustik merupakan bukti kecerdikan dan kasih sayang manusia.

Sentuhan akustik tidak hanya bertujuan untuk membantu mereka yang menjelajahi dunia tanpa penglihatan; ia berupaya mengubah interaksi mereka dengan lingkungan sekitar, mengubah hal biasa menjadi luar biasa melalui sinyal pendengaran.

Potensi teknologi ini lebih dari sekadar kenyamanan—teknologi ini menyentuh inti kemandirian dan kualitas hidup bagi sekitar 285 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan gangguan penglihatan. Saat kita memasuki narasi sentuhan akustik, kita menyaksikan awal dari cakrawala baru—di mana inovasi membuka jalan bagi inklusi dan pemberdayaan.

Visi Suara

Inti dari teknologi sentuhan akustik terletak pada pendekatan barunya terhadap augmentasi sensorik. Alat bantu tradisional sangat bergantung pada umpan balik sentuhan atau ucapan yang disintesis komputer untuk membantu mereka yang memiliki gangguan penglihatan. Namun, sentuhan akustik menyimpang dari jalur ini dengan menciptakan lanskap pendengaran.

Saat objek memasuki bidang pandang perangkat, objek tersebut diberi ikon suara berbeda, atau “soundscapes”, yang mewakili keberadaannya. Misalnya, pengguna mungkin mendengar melodi yang mirip dengan gemerisik dedaunan saat mendekati tanaman atau ketukan berirama yang menandakan kedekatannya dengan tangga. Ini mirip dengan mempelajari bahasa baru—di mana suara menjadi alfabet untuk informasi visual.

Gambar: Lil Deverell

Dampak Global dan Perlunya Inovasi

Gangguan penglihatan bukan hanya sebuah tantangan pribadi; ini adalah masalah global. Mengutip angka dari Organisasi Kesehatan Dunia, kita diingatkan bahwa 39 juta orang mengalami kebutaan, dan 246 juta lainnya mengalami gangguan penglihatan. Angka-angka ini bukan sekadar statistik; mereka mewakili orang-orang yang partisipasinya dalam aktivitas sehari-hari terhambat oleh keterbatasan penglihatan mereka. Oleh karena itu, teknologi pendukung bukanlah sebuah kemewahan—melainkan sebuah kebutuhan yang dapat berdampak besar pada kehidupan sehari-hari jutaan orang.

Dalam konteks kebutuhan yang begitu luas, teknologi sentuhan akustik muncul sebagai sebuah mercusuar kemajuan. Ini bukan hanya tentang meningkatkan kemampuan penyandang disabilitas penglihatan; ini tentang mendefinisikan kembali apa artinya hidup dengan disabilitas. Dengan menjembatani kesenjangan antara dunia fisik dan persepsinya, teknologi sentuhan akustik berpotensi merevolusi cara individu tunanetra berinteraksi dengan lingkungannya, menjadikan aktivitas yang dulunya menantang menjadi lebih mudah diakses dan mandiri.

Dorongan untuk berinovasi ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman indrawi dan, lebih jauh lagi, kualitas hidup sebagian besar masyarakat. Hal ini merupakan pengingat yang tajam akan kekuatan transformatif teknologi yang diarahkan pada kemajuan umat manusia.

Studi tentang Suara dan Penglihatan

Kemanjuran teknologi sentuhan akustik di dunia nyata telah diuji dalam penelitian yang dipimpin oleh Dr. Howe Zhu dari Universitas Teknologi Sydney. Dalam sebuah percobaan, teknologi ini diujicobakan kepada 14 partisipan—tujuh orang yang mengalami kebutaan atau gangguan penglihatan dan tujuh orang yang dapat melihat dengan mata tertutup untuk dijadikan sebagai kontrol.

Hasilnya sangat menarik. Para peserta yang dilengkapi dengan kacamata akustik yang mendukung sentuhan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan mereka untuk mengenali dan menemukan lokasi objek. Yang penting, peningkatan kesadaran spasial ini tidak mengakibatkan beban kognitif yang berlebihan. Studi tersebut menemukan bahwa pengguna dapat mengidentifikasi dan berinteraksi dengan lingkungan mereka menggunakan suara dengan “akurasi yang luar biasa,” sebuah tanda yang menggembirakan bagi penerapan praktis teknologi ini.

Implikasi dari teknologi sentuhan akustik meluas ke kehidupan sehari-hari orang-orang yang ingin dibantunya. Kemampuan untuk menemukan barang-barang rumah tangga tertentu, menavigasi lingkungan baru, dan berinteraksi lebih percaya diri dengan dunia menawarkan tingkat kemandirian baru bagi individu dengan gangguan penglihatan. Kemandirian ini sangat penting, tidak hanya karena fungsinya tetapi juga manfaat psikologis dan sosial yang didapat dari kemandirian.

Saat kita merenungkan potensi transformatif dari teknologi ini, penting untuk menyadari bahwa teknologi ini bukan hanya sekedar tujuan tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar: meningkatkan kualitas hidup dan mendorong inklusivitas. Teknologi sentuhan akustik mewakili lompatan maju dalam perangkat bantu, alat yang dapat membuka peluang baru dalam pendidikan, pekerjaan, dan interaksi sosial bagi komunitas tunanetra.

Anda dapat membaca penelitian yang dipublikasikan di sini.

Alex McFarland adalah jurnalis dan penulis AI yang mengeksplorasi perkembangan terkini dalam kecerdasan buatan. Dia telah berkolaborasi dengan banyak startup dan publikasi AI di seluruh dunia.